vol. 8

Jurnal al-Hikmah (8, Januari-Maret)

Plot

Dari ringkasan pandangan `Iraqi ini, kita akan melihat betapa seorang sufi yang unggul telah menafsirkan secara intelektual pengalaman spiritual tentang waktu dan ruang pada suatu zaman yang tidak memiliki gagasan tentang teori dan konsep matematika dan fisika modern. Sesungguhnya, teorinya tentang ruang plural dapat dipandang sebagai suatu tahapan primitif dari gerakan hyperspace modern yang berasal dari upaya Mashiruddin Thusi untuk memperbaiki postulat kesejajaran Euclid. Pada zaman modern, adalah Kant yang pertama kali dengan tegas mengajukan gagasan tentang ruang yang berbeda-beda," demikian kesimpulan Iqbal - sang pemikir dan penyair kondang asal Pakistan - dalam mengkaji sosok salah seorang cendekiawan Muslim abad ketiga belas.

Secara tersirat, dalam tulisan tersebut, Iqbal mengimbau para cendekiawan Muslim masa kini untuk mengkaji secara mendalam pemikiran-pemikiran cedekiawan Muslim masa lalu berkaitan dengan sains. Dengan begitu, kita - masyarakat yang hidup pada zaman modern ini- bukan saja akan dapat memahami ruh kebudayaan Islam, tetapi juga kebudayaan modern. Inilah tulisan eksklusif Iqbal yang, pada edisi kali ini, dimuat bersama tulisan eksklusif lain karya Ali Syari`ati dan Murtadha Muthahhari.